Sungai Ketahun Tercemar, Berubah Tiga Warna Berbau Belerang

Sungai Ketahun Tercemar Rakyat Bisa Apa
Sungai Ketahun Tercemar Rakyat Bisa Apa

NusantaraTerkini.Com – Menindaklanjuti dugaan pencemaran lingkungan di sungai Ketahun, Bupati Bengkulu Utara, Ir. Mian menegaskan akan menurunkan tim guna mengecek langsung ke lokasi hari ini, Selasa 13 September 2016.

“Nanti kita akan priksa di lab, agar faktornya apa nanti akan diketahui. Apakah faktor kegiatan penambangan emas di atas hulu sungai atau faktor mana, kita tidak bisa langsung menjastisfikasi, namanya aliran sungai itu dari hulu kehilir,” jelas Bupati saat di sambangi di kediaman pribadinya pada Senin (12/9/2016).

Kepada Nusantara Terkini Bupati mengatakan, pihaknya akan menurunkan tim, untuk menyelidiki temuan tersebut di laboratorium. “Mana bisa kita menjelaskan ini apa apa, ini kasat mata, kita tunggu hasil dari lab nanti. Masih praduga, kalau masuk bahan kimia ini apakah penambangan emas. Kalau masalah limbah tercemar minyak. Kita belum bisa menjelaskanya, yang jelas tunggu hasil fisik nanti oleh tim. Kita engak bisa meraba-raba seperti ini,” imbuh Mian.

Ikan Sema Yang Susah Didapatpun, Mabuk dan Hanyut
Ikan Sema Yang Susah Didapat pun, Mabuk dan Hanyut

Dari hasil penelusuran Nusantara Terkini sebelumnya, warga Desa Pasar Ketahun Kecamatan Ketahun, dihebohkan dengan warna sungai Ketahun yang berubah menjadi tiga warna yaitu Coklat, Putih dan Bening usai shalat Idul Adha pada Senin (12/9/2016) kemarin.

Bukan itu saja, menurut pengakuan penduduk setempat dalam beberapa hari ini selain berubah warna, air sungai Ketahun berbau Belerang.”Sebenarnya kami sudah mengetahui air desa Pasar Ketahun mengalami perubahan drastis, selagi perubahan tidak terjadi hal-hal yang aneh dan tidak menggangu, ya kami cuek aja, saat ini, kami tidak bisa menggunakan air itu lagi yang berwarna dan bau belerang seperti biasanya.” tutur penduduk setempat saat beranda di pinggir sungai.

Senada, Kepala Desa Pasar Ketahun, Djau Hari mengungkapkan, kejadian ini diketahui ketika salah seorang nelayan menjaring ikan disungai usai Shalat Idul Adha menggunakan Jala.

“Ikan Semah yang selama ini susah untuk didapat banyak bermunculan kepermukaan air untuk bernafas, selang beberapa menit ikan-ikan berukuran besar banyak yang muncul kepermukaan dan dipinggir sungai ada juga yang mati dan hanyut. Kejadian ini membuat para nelayan setempat heboh membuat mereka berbondong-bondong turun kesungai untuk mengambili ikan yang mabok dan mati dibawa arus sungai desa Pasar Ketahun,” kisah Kades.

Djau Hari menambahkan, pihaknya telah menyampaikan kepada Camat Ketahun Sujindro melalui Sekcam, yang langsung ditanggapi dengan bersama-sama turun ke sungai  untuk mengambil sampel air yang diperkirakan telah tercemar, beserta ikan untuk diserahkan kepada pihak Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bengkulu Utara.

“Katanya mau diteliti dulu di BLH apakah memang ada unsur limbah. Untuk sementara penduduk sudah saya himbau jangan mengunakan air sungai, untuk kegiatan MCK,” tandas kades saat dikunjungi dikediamannya yang tak jauh dari komplek SMK N 1 Ketahun.

Terpisah, Camat Ketahun, Sujindro saat dihubungi melalui media seluler membenarkan bahwa air tersebut keruh berwarna Coklat, Putih dan Bening.”Kalau air itu tercemar limbah salah satu Perusahaan di lokasi ini, saya belum bisa komen sejauh itu. Nanti kita ambil sampelnya dahulu dan kita cek ke labor,” terang Camat.

Lebih jauh dikatakannya, perubahan warna air akibat terkikisnya bukit atau longsornya bukit belerang, sehingga air menjadi keruh. Hal ini terbukti dengan apa yang dialami di Kecamatan Napal Putih.

“Saya juga sudah melakukan koordinasi dengan Camatnya. Bahwasanya di Napal Putih BU, juga mengalami hal yang sama, sekarang sudah banyak warga setempat yang turun menjaring ikan (ikan semah). Informasinya mungkin saja di atas ada yang longsor bukit Belerang daerah Lebong, air agak keputih-putihan bau belerang, mungkin saja itu,” tutup Sujindro.

Dari data yang berhasil dihimpun, terdapat 3 perusahaan besar yang terdapat di aliran sungai Ketahun, PT. Alno dan PT. KKK yang bergerak dibidang CPO kelapa sawit, dan PT. Injatama yang bergerak pada komoditi emas hitam (batubara:red). Namun, hingga berita ini diturunkan, masyarakat masih menunggu hasil penelitian tim yang telah di bentuk Bupati Bengkulu Utara, guna mengungkap penyebab perubahan warna dan kematian ikan-ikan di aliran sungai Ketahun. (wd15)

Rekomendasi
Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

You cannot copy content of this page