Selamat Datang Limbah B3 !!!

simbol-lb3-beracun
Ilustrasi racun dan semen

1365006235

oleh Feri Sapran Edi

Sumringah senyum para raja, berderet gigi berbaris rapi, karena raja baru saja datangkan investor milyaran rupiah, acara dirangkai mewah, para pewarta diundang ke istana, mengabarkan kegembiraan para raja, namun lupa nestapa dari warga. Hari ini sang raja yang terkenal dengan ajian menghilang raga, berpidato dengan gagah, suara distel sedemikian rupa agar tampak berwibawa.

“Rakyatku hari ini aku telah berhasil mendatangkan investor semen, hari ini kita tandatangani prasasti bertanda mulainya sebuah perusahaan pengepakan semen di ibukota negeri kita” sorak – sorai para abdi raja, diiringi seulas senyum penuh siasat sekretaris negara, yang tak lain adalah mamang nda tercinta sang raja.

10 KM ke arah Barat Istana, kerumunan warga sedang bekerja sambil tertawa, tak sadar akan nasib mereka yang sudah diputus dengan segurat tandatangan MoU di Istana. Warga yang terdiri dari petani sawit, nelayan dan buruh angkut kapal tak paham, sebuah nota suram sudah dicap di wajah lugu mereka.

Sebentar lagi sebuah pabrik pengolahan semen akan kokoh berdiri di tengah pemukiman, cerobong asap pembakaran semen akan segera memuntahkan beratus kilogram asap perhari, debu, partikel dan limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun). Hisaplah itu rakyatku, semoga kalian cepat bertemu sang kuasa, agar dapat mengaduh, sebab di dunia aku tak tersentuh.

Rakyatku nikmatilah menu di bawah ini, nan sengaja aku adon untukmu, sebagai santapan ketidakberdayaanmu, ketakutanmu dan sekaligus kebodohanmu yang telah kutipu saat pemilu. Puluhan bahkan ratusan KG debu siap menyemprot dahi kalian. Tunggulah di pinggiran jalan gubuk reog kalian, tunggulah saat kendaraan pengangkut melintas, pada saat kedatangan barang, pada saat pengantongan dan pada saat pembakaran.

Nikmatilah pula peningkatan suhu panas, ini sebagai bentuk peduliku, bukankah kalian tak sanggup membeli baju, jadi kunaikan saja suhu di sekitar tempat nongkrongmu rakyatku. Jadikan suara berisik deruh mesin pabrik sebagai hiburan bagi kalian, yang tak mampu membeli tape recorder dan kan kukirim pula limbah cair ke dalam sumur-sumur kalian rakyatku dalam bentuk minyak dan sisa air dari kegiatan pengolahan semen. Suatu masa dimana para raja, bersembunyi di balik kaca, sementara warga menghirup udara beracun B3. [Penulis adalah Rakyat Bengkulu]

Rekomendasi
Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

You cannot copy content of this page