Mesranya Media pada Pemimpin Baru

Nusantara Terkini

oleh Firmansyah

Pemimpin baru, gubernur dan bupati-bupatinya sudah dilantik, siap kerja. Asyik semua serba baru. Harapan tentu berhamburan mengharu biru.

Detik pelantikan oleh presiden diamati oleh jutaan mata, kembali ke daerah, masing-masing para gubernur dan wakil yang baru begitu cantiknya menjadi bahan pemberitaan media. Rakyat, media, harap-harap cemas. Akankah angin perubahan seperti janji surga itu menjadi nyata.

Kemesraan media massa terasa dari hasil karya jurnalistik yang membesut tulisan-tulisan penuh harapan, mungkin ini yang dinamakan jurnalisme optimistis. Jika mengingat cerita saat Orde Lama tumbang, lahirlah orde baru.

Saat itu ABRI, mahasiswa, dan juga penguasa Orba tentu saja mesra juga sangat romantis malahan. Namun kemesraan itu tidak berlangsung lama. Rezim segera memberlakukan Normalisasi Kegiatan Kampus (NKK).

Organisasi kampus mulai dipotong kreatifitasnya, unjuk rasa mulai dibatasi, juga waktu tamat kuliah mulai dipersingkat. Negara saat itu mengarahkan terlahirnya teknokrat dan mengekang semangat ideologi.

Aktifitas semakin meruncing saat ABRI atas perintah presiden mulai memantau aktifitas kampus. Begitu juga media mengalami pembredelan dan pembatasan ruang gerak. Roda sejarah terus bergerak pada meletusnya gerakan reformasi.

Terlepas gagal atau berhasilnya ruh reformasi, namun itulah sejarah. Ia selalu mengulang pada jalur yang nyaris sama. Ia akan melahirkan tirani, penguasa, dan penindas baru. Selanjutnya, akan lahir juga para pahlawan baru, ada yang bertingkah seperti koboi, ada juga yang bertingkah seperti badut dan bunglon.

Jika ditarik sudut kecil pada Bengkulu, lintasan sejarah seperti itu juga akan terjadi. Kita lihat saja, kapan kemesraan media dan pemimpin baru terus terjalin. Berada pada zona nyaman, atau melanjutkan tugas sebagai kontrol sosial dan kontrol kekuasaan. [Sudutruang.com]

Rekomendasi
Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

You cannot copy content of this page